Rabu, 01 November 2023

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
TENI MARYANI 
CGP ANGKATAN 9 PURWAKARTA

 
Kegiatan Tutor sebaya hafalan Q.S An-Nisa/4:59

A. Pembelajaran berdeferensiasi menurut pendapat saya pribadi?

Pembelajaran diferensiasi ialah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang bisa mengakomodasi kebutuhan belajar murid yang berbeda-beda dan berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan belajar siswa. Pembelajaran berdeferensiasi memberikan ruang yang sama bagi murid untuk menumbuhkembangkan minat dan bakatnya yang beragam saat belajar didalam kelas. 

Pendekatan Pembelajaran Berdiferensiasi mengharuskan para guru untuk menjadi fleksibel dalam pendekatan mereka ketika mengajar, menyesuaikan kurikulum, dan menyajikan informasi kepada siswa. Pembelajaran Berdiferensiasi merupakan teori pembelajaran yang didasarkan pada pernyataan bahwa pendekatan pembelajaran yang digunakan harus bervariasi dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa. 

Upaya untuk memenuhi kebutuhan murid dalam mengembangkan  perbedaan potensi dan kompetensi murid, harus memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran diferensiasi, yaitu :

    1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas
    2. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar siswanya
    3. Menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar
    4. Manajemen kelas yang efektif
    5. Penilaian berkelanjutan
Bagaimana pembelajaran berdeferensiasi dapat di implementasikan di dalam kelas?

Seorang guru harus mampu memberikan keadilan dalam memenuhi kebutuhan belajar murid yang beragam. Adil disini bukan berarti pembagian sama rata, keadilan yang dimaksud disini adalah guru berusaha memastikan semua murid mendapatkan apa yang dia butuhkan dalam menumbuhkan kembangkan minat dan bakatnya, dan tetunya saja hal itu akan menjadikan porsi yang berbeda-beda untuk semua murid.

Seorang guru untuk mengetahui dan memetakan kebutuhan belajar muridnya, setidaknya ada 3 aspek data yang harus dipetakan oleh seoarang guru mengajar :

  1. Kesiapan Belajar Murid (Readiness)

Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru dari seorang murid. Kapasitas murid dalam mempelajari sebuah materi pembelajan berbeda-beda. Ada murid yang suka pembelajarannya dari abstrak ke konkrit atau sebaliknya, ada juga murid yang senang materi pembelajarannya disampaikan  dari sederhana ke kompleks tetapi ada juga yang sebaliknya, Saat menyelesaikan tugas, kadang-kadang ada murid-murid yang masih memerlukan struktur yang jelas, dalam kemampuan suatu mata pelajaran ada yang cepat dan ada pula yang lambat. Sehingga seorang guru bisa menyiapakan pembelajaran dengan dinamika kesiapan belajar murid yang sangat beragam.

  2. Minat Murid

Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Minat sebenarnya dapat kita lihat dalam 2 perspektif, yaitu : 

  • minat situasional. Dalam perspektif ini, minat merupakan keadaan psikologis yang dicirikan oleh peningkatan perhatian, upaya, dan pengaruh, yang dialami pada saat tertentu Seorang anak bisa saja tertarik saat seorang gurunya berbicara tentang topik hewan, meskipun sebenarnya ia tidak menyukai topik tentang hewan tersebut, karena gurunya berbicara dengan cara yang sangat menghibur,  menarik dan menggunakan berbagai alat bantu visual.
  • minat individu, minat ini dapat dilihat sebagai sebuah kecenderungan individu untuk terlibat dalam jangka waktu lama dengan objek atau topik tertentu. Seorang anak yang memang memiliki minat terhadap hewan, maka ia akan tetap tertarik untuk belajar tentang hewan meskipun mungkin saat itu guru yang mengajar sama sekali tidak membawakannya dengan cara yang menarik atau menghibur.
Ada Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seoarang guru untuk menarik minat belajar muridnya:
    1. menciptakan situasi pembelajaran yang menarik perhatian murid (misalnya dengan humor, menciptakan kejutan-kejutan, dsb);
    2. menciptakan konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan minat individu murid;
    3. mengkomunikasikan nilai manfaat dari apa yang dipelajari murid,
    4. menciptakan kesempatan-kesempatan belajar di mana murid dapat memecahkan persoalan (problem-based learning)

  3. Profil Belajar Murid

Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor. Berikut ini adalah beberapa diantaranya:

  • Preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, apakah  lingkungan belajarnya  terstruktur/tidak terstruktur,  dsb.  Contohnya: mungkin ada anak yang tidak dapat belajar di ruangan yang terlalu dingin, terlalu bising, terlalu terang, dsb. 
  • Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.
  • Preferensi gaya belajar. Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan mengingat informasi baru.  Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu:
    1.  visual : belajar dengan melihat (misalnya melalui materi yang berupa gambar, diagram, power point, catatan, peta konsep, graphic organizer, dsb);
    2. auditori : belajar dengan mendengar (misalnya mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan pendapat  saat berdiskusi, mendengarkan musik);
    3. kinestetik : belajar sambil melakukan (misalnya sambil bergerak, melakukan kegiatan hands on, dsb).
  • Preferensi berdasarkan kecerdasan  majemuk (multiple intelligences): Teori tentang kecerdasan majemuk menjelaskan bahwa manusia sebenarnya memiliki delapan kecerdasan berbeda yang mencerminkan berbagai cara kita berinteraksi dengan dunia. Kecerdasan tersebut adalah visual-spasial, musical, bodilykinestetik, interpersonal, intrapersonal, verbal-linguistik, naturalis, logic matematika.

 Berikutnya yang harus dilakukan oleh guru adalah membuat perencanaan pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar murid berdasarkan tiga aspek di atas. Jika semuanya dijalankan dengan benar, maka  pembelajaran berdeferensiasi akan bisa diimplementasikan di dalam kelas.

 

B. Bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal ?

Kunci keberhasilan pembelajaran berdeferensiasi ada pada seoarang guru. Guru harus  dapat menggali data kebutuhan murid dan kemudian memetakannya dengan benar agar bisa membuat perencanaan pembelajaran yang bisa mengakomodasi beragam kebutuhan murid. Jika hal itu dilakukan dengan benar dan penuh kesungguhan maka pembelajaran berdeferensiasi akan mampu membantu murid dalam mencapai hasil belajar yang optimal.

 Mendapatkan informasi tentang kebutuhan belajar murid, tidak selalu harus melibatkan sebuah kegiatan yang rumit. Guru yang memperhatikan dengan saksama hasil penilaian formatif, perilaku murid, refleksi murid, dan terbiasa mendengarkan dengan baik murid-muridnya biasanya akan lebih mudah mengetahui kebutuhan belajar murid-muridnya.  Membuat catatan tentang profil murid juga akan sangat membantu guru menyesuaikan proses pembelajaran dengan kebutuhan murid-muridnya.

C. bagaimana keterkaitan antara materi dalam modul 2.1 Pembelajaran berdeferensiasi dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak?

Pembelajaran berdeferensai pada modul 2.1 sangat terkait dengan modul-modul lainnya pada pendidikan guru penggerak, diantaranya:

Pertama, pada modul 1.1 filosofi pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara, pendidikan harus menyesuaikan dengan kodrat alam yaitu  kondisi murid sejak lahir yang dipengaruhi kultur budaya, lingkungan tempat murid berada dan kodrat zaman yaitu perubahan yang selalu terjadi dari waktu ke waktu.

Kedua, pada modul 1.2 Nilai-nilai dan peran guru penggerak, salah satu poin dari nilai-nilai guru penggerak adalah berpihak kepada murid yang artinya harus bisa memenuhi kebuatuhan belajar murid, selain itu peran guru penggerak adalah sebagai pemimpin pembelajaran yang artinya harus mampu mengatur dan merencanakan pembelajaran dengan baik dan mampu mewujudkan kepemimpinan murid.

Ketiga, pada modul 1.3 Visi guru penggerak, salah satu poin penting adalah guru penggerak harus mampu menggerakan perubahan di sekolahnya masing-masing terutama terkait dengan pembelajaran yang berpihak kepada murid.

Keempat, pada modul 1.4 budaya positif  salah satu poin penting yang berkaitan dengan modul 2.1 pembelajaran berdeferensiasi adalah guru harus berperan sebagai manajer yang didalam menyelesaikan permasalah murid harus menggunakan metode segitiga restitusi, dalam metode segitiga restitusi setiap murid harus diperhatikan kebutuhan dasarnya, karena biasanya kasus atau permasalahan murid dilandasi oleh salah satu dari kebutuhan dasarnya yang tidak terpenuhi, dan bisa saja salah satunya adalah kebutuhan belajarnya yang tidak terpenuhi.

 


Peta Konsep Koneksi Antar Materi Modul 2.1